A. Perjanjian Darah
Ketika kejatuhan manusia di taman Eden Tuhan membunuh binatang untuk
diambil kulitnya untuk diberikan kepada Adam dan Hawa. Sejak itu tersirat bahwa untuk
menghadap Allah manusia harus mempersembahkan korban dan di dalam perjanjian lama
ketika bangsa israel mengadakan ikatan perjanjian dengan Tuhan, Musa mengambil
darah korban sembelihan untuk memeteraikan perjanjian itu dimana bangsa Israel
berjanji untuk melakukan perintah Tuhan (Kel 23:7-8).
Bangsa Israel gagal melakukan perjanjian kemudian Tuhan melakukan suatu janji
di dalam Yeremia 31:31-34 dan Yehezkiel 36:26-28 dan digenapi di dalam diri Tuhan
Yesus, kesimpulan isi perjanjian Musa: manusia yaitu bangsa Israel berjanji untuk taat
kepada Tuhan, sedangkan isi perjanjian Yesus: Tuhan berjanji bagi yang percaya
diselamatkan. Perjanjian dengan Yesus dimateraikan dengan Roh Kudus ketika orang itu
percaya kepada Dia (Yohanes 10:27-28).
B. Yesus Adalah Korban Penebusan
Yesus diutus oleh Allah turun ke dunia dan menjadi manusia, di dalam kehidupan
di dunia ini Dia berfokus untuk melakukan pekerjaanNya. Ketika Dia diutus, Dia
menanggalkan keilahianNya jadi Dia benar-benar 100% manusia hanya bedanya Dia
berasal dari atas bukan dari bumi atau Dia ketika lahir di bumi berasal dari benih Kudus
bukan dari benih manusia. (Matius 1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:
Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari
Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Filipi 2:6-8, yang walaupun
dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia).
Ketika Dia menjadi manusia, Allah Bapa mengurapi Dia untuk melakukan
pekerjaanNya sebelum menuju ke kayu salib maka ketika Dia mati Dia sungguh-sungguh
mati sebagai manusia (Ef 2:15, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk
menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu
mengadakan damai sejahtera) artinya sebelum mati Tuhan Yesus benar-benar merasakan
secara manusia penderitaan yang sangat tidak manusiawi tetapi Dia rela
mempersembahkan hidupNya bagi keselamatan manusia.
C. Mempersembahkan Hidup Bagi Tuhan
Ketika seseorang percaya kepada Kristus sebetulnya dia sudah menyerahkan
hidupnya bagi Tuhan karena Tuhan membayar segala tuntutan dari setiap pelanggaran
dengan menghapus surat hutang atau seharusnya dihukum tetapi tidak dihukum karena
darahNya menggantikan hukuman itu (Kol 2:13-15, I Kor 6:19-20).
Roma 12:1-2, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”.
Firman ini menyatakan supaya kita mempersembahkan hidup kita kepada Allah
sebab selayaknya memang hanya Dia yang pantas menerimanya. Kalau manusia Yesus
berani mempersembahkan tubuhNya untuk dikorbankan kenapa kita tidak berani seperti
Dia dimana untuk itu Tuhan memberikan Roh Kudus untuk kita menjadi berani seperti
Dia artinya kehidupan kita seharusnya berfokus melakukan pekerjaanNya sesuai dengan
karunia yang diberikan kepada kita.
Manusia sejak jatuh dalam dosa hanya berpikir untuk dirinya sendiri atau
egosentris tetapi ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus kita harus menjadi
Tuhansentris. Mari berikan hidup kita kepada Tuhan supaya hidup kita menjadi berarti.