slider mahaniam
2
cover streaming
slider mahaniam
previous arrow
next arrow

PENYEMBAHAN

A. Asal Mula Penyembahan

Penyembahan pertama kali terjadi di dalam Kerajaan Allah dimana Lucifer adalah
malaikat yang bertugas untuk memimpin penyembahan di surga tetapi ketika dia melihat
banyaknya atribut atau perlengkapan yang dia punyai menjadikan dirinya sangat luar
biasa bahkan dia bisa berjalan di tahta Allahnya. Hal itu membuat dirinya merasa tinggi
kedudukannya dan dia menginginkan makhluk lain di surga datang menyembah dia
bukan cuma Allah saja yang patut disembah, diapun patut disembah.

Di dalam kerajaan surga yang mempunyai kedudukan untuk disembah hanya
Tuhan atau Allah saja tetapi karena kemampuannya yang dimiliki dia menginginkan
kedudukan tersebut dan mau menyamai Yang Mahatinggi agar semua ciptaan Allah
tunduk dan menyembah dia (Yesaya 14:12-14).

Akhirnya Lucifer dibuang ke bumi tetapi keinginan untuk ciptaan Allah
menyembah dia masih ada di dalam dirinya. Ketika Adam dibentuk oleh Tuhan dan
Tuhan memberikan otoritas untuk menaklukan bumi kepada Adam (Kej 1:28), iblis
mengetahuinya dan dia menyusun rencana untuk menjatuhkan manusia sebab ketika
manusia tidak taat maka dia bisa mengambil kekuasaan itu dan akhirnya semua manusia
dapat diperbudak. Adam akhirnya jatuh dalam dosa dan iblis menang, dia mengambil
otoritas adam sehingga tujuan dia untuk makhluk ciptaan Allah menyembah dia dapat
terealisasi. Manusia menjadi budak dan dia menjadi tuannya, kerajaannya berkuasa di
bumi dan di neraka sehingga setiap orang yang meninggal akan masuk ke dalam
kerajaannya atau kerajaan maut.

Allah Bapa mengutus Tuhan Yesus untuk turun ke bumi dengan merendahkan
diriNya menjadi sama dengan manusia ciptaanNya untuk mengambil kembali segala
otoritas yang pernah diambil, dengan cara pertarungan ketaatan, adam pertama gagal taat
dan Adam yang kedua datang untuk memenangkan pertandingan ketaatan ini.

Iblis mencobai Tuhan Yesus saat di padang gurun untuk Ia mau menyembah iblis
karena sejak semula iblis menginginkan penyembahan seluruh makhluk kepada dirinya.

Tuhan Yesus tahu tujuan Dia datang ke bumi, Dia menolaknya. Dia mengatakan,”engkau
harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.”
Tuhan Yesus menyatakan siapa sesungguhnya yang patut disembah dan mengembalikan
kebenaran penyembahan itu sendiri (Mat 4:9-10). Tuhan Yesus memenangkan
pertandingan ketaatan ketika mati di kayu salib dan Dia berhasil merebut kunci kerajaan
maut sehingga setiap orang yang percaya ketika meninggal tidak masuk ke dalam
kerajaan maut tetapi kerajaan Allah.

B. Peyembahan Berhala

Iblis walaupun dikalahkan oleh Tuhan Yesus bukan berarti dia berdiam diri dan
kehilangan kuasanya, dia tahu kalau seseorang yang mengenal Tuhan Yesus dia bisa
dikalahkan tetapi dia tetap bekerja untuk menyesatkan manusia dengan menipu,
membujuk manusia untuk menyembah allah-allah lain yang merupakan anak buahnya.

Dalam perjanjian lama Tuhan sudah memperingati didalam kitab Kel 20:3
bagaimana bangsa israel tetap menyembah berhala dari bangsa lain dan itu membuat
Tuhan menjadi murka (Yeh 23:37, Ul 32:21) dan akibatnya hukuman turun ke atas
bangsa israel, penyembahan berhala sangat dibenci oleh Tuhan.

Di dalam 1Sam 15:23, jika seseorang memberontak kepada Tuhan dosa itu
dikategorikan sebagai dosa bertenung dan hati yang bebal atau keras kepala sebagai
penyembah berhala. Jadi kalau orang kristen tidak mau dengar perkataan Tuhan dan
hidup dalam dosa artinya dia adalah penyembah berhala atau dirinya sendiri bukan
penyembah Tuhan Yesus.

C. Penyembahan Kepada Allah

Selain untuk menyelamatkan manusia Tuhan Yesus datang ke dunia mempunyai
misi untuk mengembalikan penyembahan yang sebenarnya yaitu menyembah Allah
Bapa. Kita baca Yoh 4:23-24, di tekankan di dalam 2 kata, yaitu:

  1. Dalam roh, Allah itu Roh sehingga untuk menyembah Dia harus menyembah
    dalam roh. Apa artinya? Artinya orang itu harus ada di dalam roh, kita terdiri dari
    roh, jiwa dan tubuh. Seperti Bait Allah terdiri dari Pelataran (tubuh), Ruang
    Kudus (jiwa), Ruang Maha Kudus (Roh). Penyembahan adalah keputusan untuk
    menyembah karena penyembahan bukan didasarkan atas perasaan atau jiwa sebab
    jiwa tidak stabil karena mudah terpengaruh dengan situasi atau kondisi. Kalau
    berdasarkan jiwa maka kita akan menyembah kalau kita senang tetapi kalau ada
    masalah tidak bisa menyembah. Jadi kita menyembah bukan tergantung dengan
    perasaan kita tapi roh kita sebab yang berhubungan dengan Allah adalah roh dan
    kita membutuhkan Roh Kudus agar roh kita bisa bersama-sama menyembah Allah
    secara roh bukan jiwani.
  2. Dalam Kebenaran, Allah itu Kudus jadi untuk datang kepada Dia kita harus kudus
    tidak boleh ada dosa, ketakutan, kekuatiran, atau sampah-sampah yang mengotori
    kita saat datang menyembah. Allah tidak menyukai ketika orang datang
    menyembahNya tapi memakai baju yang kotor. Artinya sebelum menyembah kita
    harus tahu keadaan kita kalau ada sesuatu yang tidak benar kita harus
    membereskan mungkin dengan kita minta ampun atau kita harus membuang
    semua kekuatiran. Orang yang mau menyembah Dia, Allah akan menilai apakah
    orang itu sudah berada di dalam kebenaran atau tidak, kalau ya maka Dia akan
    menerima penyembahan kita sebagai dupa yang harum dan menyenangkan Dia.
    Kalau seseorang datang dengan berbagai masalah dan kekotoran maka
    penyembahannya menjadi dupa yang berbau busuk.

Keinginan Tuhan Yesus adalah penyembahan itu harus dikembalikan kepada
yang layak untuk disembah yaitu Allah Bapa tetapi Dia menginginkan penyembahan itu bersifat yang menyenangkan oleh karena itu Dia ingin orang percaya ketika datang
menyembah Dia mereka sudah mempersiapkan dirinya.

Keinginan Allah Bapa adalah Dia memperoleh penyembah-penyembah yang
benar yang bisa menyembah Dia di dalam roh (bukan jiwani) dan kebenaran (dinyatakan
benar karena tidak kotor). Penyembah-penyembah ini masih di cari dan Dia berharap di
hadiratNya dupa yang harum semakin memenuhi ruanganNya karena semakin banyak
penyembah-penyembah yang memenuhi syarat.