A. Keinginan Hati Allah
Orang tua yang normal pasti mempunyai keinginan untuk dekat dengan
anak-anaknya dimana mereka saling bisa berbicara bebas, mendengar cerita
anak-anaknya di sekolah atau ketika anaknya ada masalah sebagai orang tua pasti
kita akan memberikan nasehat untuk penyelesaian masalah anaknya.
Keinginan orang tua adalah bisa membantu hal apa saja untuk anak-anak
mereka tetapi ini tercipta jika ada komunikasi yang baik diantara mereka dan
apabila hubungannya tidak baik akan membuat komunikasi terhambat bahkan
hilang. Sedangkan komunikasi yang lancar akibat dari hubungan yang baik akan
membuat orang tua dan anak bisa saling mengerti. Hubungan dan komunikasi
yang baik akan mempermudah kedua belah pihak.
Demikian juga dengan Bapa kita di surga dimana keinginan Dia adalah
selalu mendampingi kita selama ada di bumi ini dan keinginan Dia adalah anak-
anakNya bisa dituntun atau dipimpin ke arah yang Dia pikir itu yang terbaik buat
anakNya. Keinginan Allah adalah Dia bisa menjadi penasehat atau penunjuk bagi
anak-anakNya. Oleh karena Dia ingin bisa berbicara maka Dia tidak akan
mempersulit anak-anakNya untuk mendengar suaraNya bahkan Dia ingin kita
mudah mendengar suaraNya sehingga Dia tidak kesulitan untuk berbicara.
Jangan menganggap mendengar suara Roh Kudus, Tuhan ataupun Allah
Bapa adalah hal yang sangat sulit tetapi ini bisa asal kita mau belajar, berlatih dan
mau bertumbuh sehingga semakin mudah mendengar suaraNya (Ibrani 8:11, “Dan
mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya
dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan
mengenal Aku.”)
B. Tempat Mendengar Suara Tuhan
Cara Tuhan berbicara adalah melalui hati. Kita baca di dalam Ibrani 8:10,
dimana FirmanNya dituliskan di dalam hati mereka artinya hati adalah tempat
untuk Tuhan berkata-kata, Roma 9:1, Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh
Kudus artinya ketika Paulus mendengar suara Tuhan yaitu suara yang di dengar di
dalam hatinya dia mendengarnya dalam kondisi dikuasai oleh Roh Kudus.
C. Syarat Mendengar Suara Tuhan
- Hati nurani harus bersih (Ibrani 9:14). Firman ini menjelaskan bahwa
perbuatan yang jahat berasal dari hati nurani yang jahat atau gelap
bagaimana kita bisa mendengar suara Tuhan kalau hati masih gelap atau
ada dosa artinya ketika kita mau mendengar suaraNya hati kita harus
bersih minta Tuhan Yesus membersihkan hati kita sehingga kita mampu
mendengar suaraNya (Matius 15:18-19). - Berada di dalam Roh Kudus (Yohanes 16:13). Untuk mendengar suaraNya
kita harus berada di dalam Roh Kudus karena Roh Kudus akan membawa
ke dalam kebenaran atau sesuai dengan Firman Tuhan bukan sesuatu hal
yang menjadi kekacauan atau bertentangan dengan Firman. - Berada di dalam ketenangan ( 1 Petr 4:7). Kita tidak bisa mendengar suara
Tuhan kalau kita berada di dalam keadaan tidak tenang, stress dan takut
karena saat itupun iblis bisa berbicara dan akibatnya apa yang kita dengar
bukan dari Tuhan tetapi bisa dari diri kita sendiri atau dari iblis. Karena itu
berhati-hatilah untuk mendengar suara Tuhan, hati harus benar-benar
tenang dan bersih atau berada di dalam keadaan netral dimana tidak ada
satu keinginan yang menguasai hatinya kalau tidak tercampur dengan
suara hati sendiri bukannya suara Tuhan. - Berada dalam jalur Firman Tuhan, tidak ada satupun perkataan ketika
mendengar suaraNya bertentangan dengan Alkitab, semuanya harus
berada dalam kebenaran.
D. Bagaimana cara mendengar suara Tuhan?
Mendengar suaraNya adalah suatu proses belajar yang terus-menerus kita
lakukan untuk semakin lama kita semakin peka karena ada level atau tingkatan-
tingkatan tertentu untuk mendengar suara Tuhan, semakin kita latih untuk
mendengar semakin naik level kita sehingga kita semakin mudah mendengar
suaraNya.
Hanya keinginan untuk semakin peka mendengar suara Tuhan membuat
seseorang semakin peka akan suaraNya. Prosesnya adalah mendengar dan
mengujinya walaupun salah tetapi terus tetap berlatih (I Tes 5:20-21).
Cara belajar mendengar suara Tuhan:
- Bertanya kepada Tuhan tentang satu hal tertentu tetapi hal itu bukan perkara
yang sulit tetapi hal-hal yang ringan. - Lakukan di tempat yang tenang.
- Dengarkan secara seksama setiap perkataan yang keluar dari hati. Tuhan tidak
berbicara di pikiran yang letaknya di atas yaitu di kepala sedangkan hati
nurani ini berada di daerah dada tetapi bukan berarti pikiran tidak dipakai,
prosesnya bukan dari pikiran ke hati tetapi ketika kita mendengar suaraNya di
hati kemudian perkataan yang kita dengar akan memberikan pengertian di
pikiran kita sebab kita harus mengerti, jadi prosesnya adalah dari hati ke
pikiran. - Jangan terlalu sedikit bertanya tetapi buat menjadi suatu pembicaraan
sehingga akan tercipta suatu dialog dua arah yang baik bukan diri kita saja
yang bicara tetapi beri kesempatan untuk Tuhan berbicara. - Uji setiap perkataan tersebut apakah benar atau tidak kebenarannya.
- Tanyakan kepada orang lain mengenai kebenarannya.
- Kalau salah ulangi lagi dan selidiki dimana salahnya, jangan pernah menyerah
seperti bayi yang sering jatuh ketika belajar berdiri tetapi akhirnya bayi itupun
dapat berdiri bahkan berjalan dan berlari.
Contoh: Suatu hari ketika saya mengantri disebuah permainan di Dufan, saya
mencoba menguji seperti yang tertulis diatas, saya minta Tuhan menunjukkan hati dari
orang di sebelah saya dan Tuhan berkata hatinya sedang memikirkan pekerjaannya,
kemudian saya menguji kebenaran itu dan bertanya kepada orang itu dan orang itu
menjawab, “Benar, saya sedang mencari pekerjaan baru.” Ketika saya mendengar hal itu
saya menjadi senang dan sampai sekarangpun saya tetap belajar mendengar suara Tuhan
ketika saya bersekutu dengan Dia saat membaca Firman dengan cara bertanya.
Teruslah belajar untuk lebih peka mendengar suaraNya sehingga jalan kita akan
selalu dituntun melalui suaraNya. (TRH)